Jangan kemana-mana,
saat hujan turun.
Malam hari, atau siang sekalipun.
Di luar dingin,
gak enak terasa di badan.
Baiknya menyatu,
bersama selimut dan dipan.
Jangan kemana-mana,
saat hujan turun.
Istri mencari, dan diam-diam,
ingin hangatkan badan.
Kuinjakan kakiku di atas bintang-bintang.
Setelah ku dapat mengajak awan,
untuk mengantarku ke sana.
Aku berjalan-jalan ditemani pelangi,
untuk menemui bidadari,
belum turun ke bumi,
yang berkali-kali kumimpi.
Banyak bidadari berlatih menari.
Salah satunya mengajakku untuk mendampingi.
Wow! Inilah bidadari yang bertemu di mimpi.
Kini telah bertemu tanpa repot mencari.
Usai menari Dia mengajakku pergi.
menikmati apa yang terjadi di mimpi.
Wow! Begitu indah sekali.
Puas hati Aku bersama turun ke bumi.
Just only one name that I always longing.
The face never lost.
in my eyelid along the day and night.
In the day I want to chatting with You.
In the night, I want sleep with You.
I always dream it.
Let's plane!
To where We'll take a trip.
To enjoy the nice day.
Let's choose!
Which hotel We'll spend.
To enjoy the beautifull night.
The day and night
are belong to Us.
Dari bening,
Cinta itu tumbuh di hati.
Lalu menjadi putih bersih,
Di saat dua insan mulai jatuh cinta.
Di saat dua insan itu,
dapat memadu cintanya dengan indah,
dan saling membahagiakan,
disitulah warna cinta
berubah menjadi merah delima.
Sangat manis dan menggembirakan.
Namun di saat cinta bertepuk sebelah tangan,
atau saat terbentuk cinta segita.
atau juga saat cinta tak mendapat restu orangtua.
Disitulah cinta,
berubah menjadi abu-abu.
Getir kalau dirasakan,
Disamping juga menggelisahkan.
Perjalanan Kita telah jauh, Sayang!
Jalan yang Kita lalui,
pun penuh dengan lika - liku.
Pernah sih,
Kita temui tanjakan yang amat terjal.
Kau sendiri tidak mampu menaaikinya.
Aku harus membantumu.
Kau pegang tanganku,
yang sudah berda di atas terlebih dahulu.
Kau Aku tarik.
Kau sendiri mengangkat dirimu.
Kau berhasil.
Kita telah berada di atas bersama.
Namun di saat Kita menemui jurang,
begitu mudah Kita jatuh ke dalamnya.
Dan dengan susah payah,
untunglah Kita telah berada di atas kembali.
Yang kubanggakan.
Dari lika-liku hidup,
yang pernah Kita rasakan,
ternyata Kau tetap cantik.
Secantik,
saat Kita pertama bertemu dulu
Jujur kukatakan kepadamu.
Perasaan hatiku, saat ini.
Kalau Aku masih suka merindukanmu.
Kalau Aku masih suka memimpikanmu.
Dan hati kecil ini berkata,
Aku masih mencintaimu.
Walau kusadar.
Kau bukan milikku lagi.
Namun lewat tulisan ini,
kuungkapkan perasaan hati ini.
Semoga Kau akan tahu,
gejolak hati ini.
Namun Aku juga tahu,
Kalau Kau kini dalam posisi sendiri
Pagi hari setelah pulang ngaji.
Bersih-bersih dan kasih makan kelinci.
Bule lewat baru keliling kampung.
Hello Good morning Sir!
Hello good morning too.
Do You speak English?
Yes. I speak English.
Ngobrol bersama tentang kelinci.
Dari berdiri hingga duduk dan minum kopi.
Katanya jalan pagi cari pengalaman dan inspirasi.
Aku bercerita kelinciku untuk dijual.
Ada yang dijual hidup, tapi ada yang dijual bentuk sate.
"Wow! I like it" komentarnya.
Dia mau membeli mahal.
amun Kita membuat sate bareng-bareng. Pintanya.
"It's Ok." Aku setuju.
Nyate kelinci bersama bule.
Saat menunggu mega datang.
Di depan mata, mawar merah berkembang.
Menghiasi siapa saja duduk memandang.
Bergerak bola mata ke angkasa.
Cerah langit membiru, bertabur bidadari.
Semua menari.
Berhiaskan selendang warna warni.
Tidak jauh melangkah
Danau luas berisikan air membiru.
Memunculkan riak gelombang mengalun,
Pelahan, tiada henti susul menyussul.
Seirama bidadari menari.
Usai menari bidadari turun,
untuk bermandikan biru air danau.
Dilepaskannya baju yang mereka kenakan,
satu persatu, lalu mandi
Sinar rembulan,
yang dapat menerangi bumi,
berada di langit.
Sinar bintang,
yang berkedip indah,
juga berada di langit.
Sinar kasih,
yang dapat menerangi hatiku,
hanya ada padamu.
Kasih! Aku sangat mencintaimu.
Manakala tersenyum.
Lesung pipit yang menjadi ciri khas
bagi dirimu, selalu saja muncul.
Engkau menjadi lebih cantik
dan ceria sekali.
Semua lelaki yang melihat itu,
mesti kan terpana.
dan gemes dibuatnya.
Aku yang setiap hari melihatmu,
memang merasakan itu semua.
Bahkan gemes sekali.
Engkau yang tadinya hanya teman biasa,
Kini menjadi teman luar biasa.
Teman yang tadinya akrab,
Kini menjadi akrab sekali.
Tak lama setelah itupun jadian.
Aku dan dirimu.
Karna Aku sangat mencintaimu.
Engkaupun sangat mencintai Aku.
Lesung pipit, pipimu, cantik sekali.
Dingin pagi hari menyejukan.
Embun pagi yang biasa menempel pada daun,
belum kelihatan.
Suasana masih gelap dan sepi.
Kekasih yang telah berjanji,
untuk jalan pagi bersamaku,
baru ke luar dari rumahnya.
Jalan pagi bersama kekasih.
sangatlah menggembirakan.
Jalannya tidak sendiri-sendiri.
Namun bergandengan tangan.
Rasanya lebih sejuk dari suasana pagi.
Jalan jauh tak terasa.
Tahu-tahu matahari telah bersinar.
Jalan pulang tetap bergandengan.
Makan pagi pilih yang semua suka.
Semangkok berdua sangat mengasyikan.
Membuat dekat dan semakin dekat.
Dingin malam hari, bertemankan sunyi.
Sesekali longlong anjing lewat,
membelah sunyi.
Kancil mencuri timun,
sedang kudongengkan kepada si kecil.
Karna kebanyakan tidur siang,
hingga tengah malam,
si kecil belum juga tertdur.
Sementara, karna kelelahan,
ibunya tengah mimpi di sebelahnya.
Barangkali Dia sedang bermimpi
Rama dan Shinta atau Romeo dan Yuliet.
Cerita si kancil belum juga selesai,
namun si kecil sudah tertidur pulas.
Sebaliknya, ibunya yang tadi sedang bermimpi,
kini malah terjaga.
Aku yang saat itu belum tidur,
kembali mencari bahan cerita,
agar ibu segera tidur bersamaku.
Dingin pagi hari menyejukan.
Embun pagi yang biasa menempel pada daun,
belum tampak.
Suasana masih gelap dan sepi.
Kekasih yang telah berjanji,
untuk jalan pagi bersamaku,
baru keluar dari rumahnya.
Jalan pagi bersama kekasih,
sangat menggembirakan.
Jalannya tidak sendiri-sendiri.
Namun bergandengan tangan.
Membuat lebih sejuk dari suasana pagi.
Jalan jauh gak terasa.
Tahu-tahu matahari telah bersinar terang.
Jalan pulang tetap bergandengan.
Makan pagi pilih yang menyehatkan.
Seiring berdua, sangat mengasyikan.
Menambah dekat dan semakin dekat.
Di awal mimpiku, Engkau menjadi rembulan.
Wow! Indah sekali dan menerangi,
di saat Aku kegelapan.
Pada lanjutan mimpiku,
Engkau menjadi bintang.
Tidak begitu terang,
namun engkau memberi arah jalan,
manakala Aku kebingungan di simpang jalan.
Dan di akhir mimpiku,
engkau menjadi pelangi.Sangat indah.
Kau memberi warna dalam hidupku,
indah sekali.
Bahagia hati ini,
karna ku dapat hidup bersamamu.
Sosok yang dapat menerangi,
memberi arah jalan, sekaligus
membuat hidupku penuh warna,
indah sekali.
Saat berkenalan, wajahmu telah menggoda.
Setelah kutahu, sifatmu banyak memukau.
Cantikmu mewarnai lahirmu.
Sifat supel dan banyak senyum,
Telah terukir di hatimu.
Mauku ingin setiap hari bersamamu.
Bicara, bergurau, bercanda.
Tak ingin berhenti sepanjang hari.
Itu semua telah terjadi.
Engkau bahagia, akupun gembira.
Setiap hari sebelum Aku bertemu yang lain.
Aku mesti menemuimu dahulu.
Setiap hari sebelum Engkau bertemu yang lain,
Engkau mesti mencari Aku dahulu.
Aku telah tahu perasaan hatimu padaku.
Engkaupun telah tahu peraraan hatiku, padamu.
Tiba-tiba waktu memisahkan Kita.
Hanya dengan On Line, Kita bisa bertemu.
Namun itu tak bisa melunturkan,
rasa rinduku kepadamu, atau
rasa rindumu kepadaku.
Aku bertanya kepada bintang-bintang.
Dan Aku juga bertanya kepada sahabatku, pelangi.
Terjawab oleh mereka.
Kita tidak bisa lagi bertemu.
Karna Kita berada pada dunia yang berbeda.
Di antara Kita,
berdiri tembok tebal yang menghalangi.
Berjalanlah menuju sungai.
Sungai yang riaknya tinggi dan arusnya deras.
Keluarkan semua deritamu.
Dan keluarkan semua pilumu.
Ambil semua kesalahanmu.
Ambil pula semua pengalaman pahitmu.
Bungkuslah menjadi satu,
Ikat dengan tali kuat-kuat.
Lalu larungkan ke sungai,
Sungai yang riaknya tinggi dan arusnya deras.
Hingga terapung terbawa arus, menuju ke lautan.
Akhirnya lenyap ditelan samudra.
Lalu Kau kembalilah.
Dan nyalakan api,
kemudian bakar semangatmu.
Untuk memulai kehidupan yang baru.
Sering datangku ke rumahmu,
karena Aku satu kelas dengan kakakmu.
Sering bercandaku denganmu,
karena terasa Kau jadi adikku.
Kau memang banyak bercerita.
Kau memang banyak bercanda.
Karena Aku sering mengajakmu bercerita.
Dan karena Aku suka bercanda denganmu.
Gak kusangka.
Kau mau datang ke rumahku sendiri.
Minggu pagi kala itu.
Kita bercerita. Kita bercanda di rumahku,
hingga matahari jauh condong ke barat.
Malam hari setelah itu.
Kuingat-ingat cerita dalam candamu.
Kurasakan seperti ada benih cinta,
yang tumbuh di hatimu.
Dan dari saat itu pula,
tumbuh benih cintaku kepadamu.
Resah terasa hati ini,
setiap Aku berjumpa denganmu.
Sedih. Pilu.
Karna Aku tak mampu mengungkapkan,
isi hati ini kepadamu.
Namun ijinkanlah Aku memanggilmu "Kasih"
Kasih! Aku sangat mencintaimu.
Dari dulu hinga kini.
Sudah bertahun-tahun,
Aku menyimpan rasa hati ini.
Pantaskah Aku mencintaimu?
Akan menerimakah dirimu,
Jika Aku mampu mengungkapkan
rasa cintaku padamu?
Namun kasih!
Bagaimana Aku harus mengungkapkan
rasa hati ini kepadamu?
Haruskah Aku terus memendam rasa cintaku padamu?
Mengapa Engkau pergi?
Justru di saat Aku telah memutuskan memilih Kamu.
Tidak sabarkah Kamu menanti diriku?
Kenapa Engkau menghilang?
Justru di saat kebimbanganku telah menghilang.
Apakah hatimu juga bimbang?
Kemelut di simpang jalan,
untuk memilih Kamu atau Dia,
butuh aktu dan pertimbangan.
Engkau cantik dan mempesona.
Diapun ayu dan baik hati.
Engkau begitu dekat denganku.
Diapun begitu akrab dan terbuka.
Mengapa Engkau pergi?
Justru di saat Aku telah memutuskan
memilih kau?.....................????
Kau sendiri tak sanggup,
menerima keharuanmu.
Manakala kukatakan"Aku mencintaimu"
Kau sebenarnya sangat mencintaiku.
Namun Kau harus menerima cinta yang lain,
pemberian ibumu.
Kau menatapku, yang berada di depanmu.
Akupun membalas tatapanmu.
Kita saling menatap.
Tak Kau rasa air mata,
keluar dari kedua matamu.
Lalu dipeluknya Aku erat-erat.
Akupun membalas pelukanmu.
Kita saling berpelukan.
Sambil menangis,engkaupun berkata,:
"Aku juga mencintaimu.
Namun Aku harus bagaimana?"
Beri Aku kesempatan mengecup pipimu.
Bukan hanya dalam mimpi.
Bukan pula dalam bayang-bayang.
Agar kunikmati halus pipimu.
Engkau mesti tahu kasih.
Aku mulai bosan
Bercumbu dengan bayangmu.
Kan kupersembahkan puisi terindah untukmu.
Dengan tulisanku sendiri,juga tukisan terindah.
Kugoreskan pada vas bunga,
berisikan setangkai mawar merah.
Hanya untukmu.
Setelah kutahu rasa halus ranum pipimu.
Thausand stars blims at the blue sky.
In the midle, there is moon light.
Light the green grass park,
with the leavy trees.
Part the green leafs,
block the light which'll fall on the grass.
Make the green grass park loudy,
and romantic.
Reflected,
hand conected with darling,
and walk slowly.
Tek... tek... tek..
The sound step is almost didn't heard.
The love story is always to be talk.
Some times make humor.
To make life situation.
Finaly, it's composed lough both.
Ribuan bintang berkedip di langit biru
Di tengahnya rembulan bersinar terang
Menyinari taman rumput hijau
Dengan pepohonannya yang rindang
Daun-daun nan hijau,
sebagian menghalangi sinar rembulan
Yang akan jatuh ke rumput.
Taman rumput nan hijau, jadi temaram.
Indah sekali dan romantis.
Terbayang:
Bergandengan tangan dengan kekasih,
Sambil berjalan pelahan sekali.
Tek.....tek.....tek
Suara langkah demi langkah,
Hampir tak terdengar.
Cerita yang muncul, hanya cerita cinta.
Diselingi cerita humor, menghidupkan susana.
Sesekali juga tercipta tawa.
Sering Aku mimpibermain,
di rumahku yang dulu.
Rumah dengan sedikit halaman,
tempat Aku dilahirkan dulu.
Di rumah itu pula Aku dibesarkan,
tanpa ayah hanya seorang ibu.
Aku jadi teringat.
Saat bertemu gadis asing bermata biru.
Mahasiswi filsafat.
Tiap hari bersamaku.
Siang hari :
Data ekonomi selalu dicari.
Memandang gemulung ombak di panbtai,
untuk menyelingi.
Dingin air terjunpun dinikmati.
Bermain tenis, Aku dapat memenangi.
Namun kolam renang lebih disukai.
Malam hari :
Mengolah data jadi tugas bersama.
Berbincang saat bulan purnama
adalah hiburannya.
Menghitung bintangpun selalu berdua.
Dingin air hujan, membuat di kamar berdua.
Seperti halnya sejuta bintang di langit.
Sinarnya gak pernah redup.
Setiap Aku melihat pancaran matamu,
selalu penuh makna.
Dihiasi senyumanmu, yang juga penuh arti.
Hatiku merasa,
di dalam hatimu mesti ada penuh cinta.
Untuk siapa cinta itu akan Kau pancarkan?
Aku sendiri sangat berharap,
karna Aku tak berdaya untuk melepasmu.
Semburan matamu padaku,
bagai tetesan embun di hatiku.
Sejuk dan, damai di hati.
Terimalah uluran tanganku.
Jabat erat dan salurkan cintamu, kepadaku.
Akan kusalurkan pula, cintaku kepadamu.
Coba Kau dengarkan sejenak!
Ada suara apa di sekeliling Kita.
Kalau Aku jelas mendengar suara jangkrik mengerik.
Barangkali Kau juga ingin mendengarkan itu.
Coba. Kau dekatkan wajahmu ke wajahku.
Kita dengarkan bersama suara jangkrik mengerik.
Menimbulkan suara dengan nada yang tetap.
Kasih!
Coba Kau dekatkan lebih dekat lagi, wajahmu ke wajahku.
Kita dengarkan lebih seksama.
suara jangkrik mengerik.
Barangkali akan ada suara yang berbeda.
Kasih!
Jangkrik tetap menyuarakan hal yang sama.
Tidak ada beda.
Dan tidak ada variasi.
Aku tidak menyukai itu.
Karena dalam hidup Kita membutuhkan variasi.
Pernahkah Kau dengar kicauan burung nuri,
di saat matahari menyinari jagat,
dengan sinarnya yang menyengat?
Sinarnya amat ceria,
dan membangkitkan semangat.
Saat itu Aku berada di bawah rindangnya beringin.
Duduk dengan bersenandung,
Menyanyikan lagu-lagu cinta.
Yang semuanya tentang rindu kekasih.
Burung nuri!
Indah suaramu mengingatkanku,
pada kekasih yang pernah duduk bersama di sini.
Dan engkau mentari!
Sinarmu membakar semangatku,
untuk kembali mencari,
kekasih yang hingga kini belum kembali.
Coba Kau perhatikan taman indah menyejukan.
Kau dekatkan telingamu,
di samping lampu taman sedang menyala.
Tak usah Kau katakan apa-apa.
Maka lampu akan mengatakan
Aku telah banyak menyaksikan
tingkah laku manusia.
Kau dekatkan telingamu yang satu lagi,
tetap pada lampu taman yang sama.
Tak usah Kau katakan rindu kepada siapapun.
Hatimu telah terbaca oleh lampu di taman.
Sekarang Kau dekapkan tubuhmu
kepada lampu yang masih menyala terang.
Tak usah bercerita,
tentang apa yang pernah Kau lakukan.
Maka dosamupun dapat diterawang,
Dan dapat dilihat
lewat bayangan monitor di depanmu.
Tiba saatnya lampu di taman untuk dimatikan.
Dan bersihkan hatimu dari kotoran debu.
Dengan cara meningkatkan iman.
Gantikan lampu di taman
Dengan taman sorga yang menawan.
+of+Lampu+taman+1.jpg)
Setiap hari lewat di depan rumahku.
Kutak tahu siapa dirimu.
Namun Kau begitu cantik, mempesona.
Dengan tubuhmu yang seksi.
Kuingin tahu siapa dirimu.
Akupun memberanikan diri menyapa.
Kau menjawabnya dan ramah.
Hanya tahu Kau adalah
gadis kos di rumah sebelah.
Kuingin bicara banyak denganmu.
Sayang suasana tergesa, Kau akan bekerja.
Hari Sabtu, Minggu Engkau tiada.
Kapan sempat Kita bicara?
Hari bahagia Ku jumpa.
Jam istirahat jumpa di kafe Nusantara.
Senyum manis telah kurasa.
Banyak bicara Kita berdua.
Janji kan bertemu lagi di tempat yang sama
Wahai rembulan yang megah!
Aku bangga dengan sinarmu yang terang.
Tiada panas namun dapat menerawang bumi.
Aku percaya.
Engkau pasti tahu dimana kekasihku.
Dan kau bintang-bintang yang indah.
Walau dirimu lebih kecil dari rembulan.
Namun jumlahmu begitu banyak.
Kau ada dimana-mana.
Ku juga percaya.
Kau pasti tahu di mana kekasihku.
Namun mendung yang kelabu.
Berbaiklah dirimu.
Jangan tutupi bulan dan bintang-bintang.
Agar Mereka dapat mencari kekasihku.
Bulan dan bintang-bintang yang menawan.
Tolong tunjukkan dimana kekasihku berada.
Agar Aku dapat menemuinya.
Untuk meminang dan menikahinya.
Dari pertama Kau datang,
dan bertanya kepadaku.
Kau hanya berputar, sedikit menjauh.
Namun tak pernah pergi di relung mata ini.
Kau selalu membayangi.
Dengan senyummu yang manis.
Di raut wajah yang memang manis.
Bergetar, bergema dan bergemuruh di dada.
Kau mengejarku!
Dan Kau selalu membayangiku.
Ow! Wajah manis.
Ternyata Kau telah membalut hati ini.
Ku kan bertanya kepadaNya.
Bernarkah Kau datang,
memang hanya untukku?
Tunggulah!
Aku pasti datang melamarmu.
Ku hanya bisa menempuhkan kepada angin malam.
Saat ku menjelang tidur dan rindu kekasih
Yang tak pernah kembali.
Ku hanya bisa menempuhkan kepada angin laut.
Manakala ku berada di pantai, dan merindukan kekasih.
Yang tak pernah kunjung datang.
Ku hanya bisa menempuhkan kepada angin darat.
Manakala ku berada di taman, dan merindukan kekasih.
Yang tak pernah kunjung datang.
Desah pelahan angin malam.
Mengapa Kau membuatku rindu kepada kekasih.
Saat hening menjelang tidurku.
Sempribit angin laut.
Yang membuka rok tipis pasangan kekasih.
Berjalan bahagia dan bersuka ria di pantai.
Kaupun mengingatkanku,
kalau Aku pernah seperti itu dulu.
Spoi-poi angin darat.
Menerpa pipi yang ranum dan bibir merah merekah.
Gadis remaja di pangkuan Arjuna.
Aku hanya bisa membayangkan.
Manakala kekasih masih setya di sampingku.
Angin malam! Ku sangat ingin berteman denganmu.
Akupun sangat ingin berteman dengan angin laut.
Dan kuingin berteman dengan angin darat.
Kusangat berharap, kalau kau dapat membantuku
Menemukan kembali kekasihku,
Yang telah lama pergi.
Dalam diammu setiap bertemu,
Engkau tumbuhkan tanda tanya.
Dalam membisumu setiap bertemu,
Engkau tumbuhkan rasa ingin bicara.
Dalam dudukmu di rumah.
Ternyata Engkau banyak bicara.
Dalam bicaramu entah dimana,
Ternyata banyak canda.
Dalam diammu setiap bertemu,
Ternyata Engkau ada cinta.
Dalam ingin bicaraku kepadamu,
Ternyata juga ada cinta.
Dalam indahnya cinta Kita,
Ternyata banyak makna.
Cintamu padaku,yang tumbuh
dari hatimu yang suci.
Telah kurasakan dan kusimpan di hati.
Cintaku padamu yang tumbuh pelahan,
itupun telah Kau rasakan.
dan telah Kau resapi,
Juga Kau simpan di hati.
Hari-hari indah Kita lalui.
Engkau tertidur dalam pelukan malam dingin.
Kau tak teringat lagi,
apa yang Kau lakukan barusan.
Setangkai mawar merah,
pun masih Kau genggam di tangan.
Angin segar,
Bendungan Panglima Besar Soedirman.
Mengurai rambut lurusmu,
direbonding semalam.
Bintang-bintang berkedip.
Rembulanpun memancarkan sinarnya,
Menerangi hatimu dan hatiku.
Segar angin malam memang Kita cari.
Tikar pudak warna merah, menjadi saksi.
Ambil cermin!
Dan bercerminlah dirimu!
Apakah pipimu terlalu tebal bedak?
Atau hidungmu terkena mangsi?
Atau juga dahimu terkena angus?
Ambil cermin!
Dan bercerminlah dirimu!
Lalu lihat dengan mata hatimu.
Apa warna nhatimu putih?
Atau warna hatimu kelabu?
Atau bahkan warna hatimu hitam?
Ambil cermin!
Dan bercerminlah dirimu!
Karna cermin tak pernah berbohong
